Kurikulum Pembelajaran Mendalam melengkapi Melengkapi Model implementasi Kurikulum di Idnonesia dengan menambahkan karakteristik pedagogi. Adapun karakteristik adalah a) Keterlibatan. Guru membangun keterlibatan peserta didik sebagai subjek belajar untuk memperoleh pengalaman belajar yang bermakna; b) Berkesadaran. Guru lebih dapat membangun kesadaran peserta didik untuk menjadi pembelajar yang aktif termotivasi secara intrinsic untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan; c) Memuliakan. Guru dan peserta didik lebih saling menghargai dan menghormati potensi, martabat, dan nilai-nilai kemanusiaan; d) Pengembang Budaya Belajar. Guru lebih dapat mengembangkan kreativitas dan berinovasi, dan melibatkan peserta didik dalam mengembangkan pengalaman belajar; e) Pemanfaatan Teknologi Digital. Guru dan peserta didik lebih dapat memanfaatkan teknologi digital untuk memberikan efisiensi dan efektivitas pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran; dan f) Multi/Inter Disiplin Ilmu Pengetahuan. Guru dan peserta didik lebih dapat menerapkan multi/inter disiplin ilmu pengetahuan dalam proses pembelajaran.
Kurikulum Pembelajaran
Mendalam adalah kurikulum yang menerapkan pendekatan memuliakan dengan menekankan
pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna,
dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga
secara holistik dan terpadu.
Prinsip-prinsip utama kurikulum
pembelajaran mendalam adalah Berkesadaran (Mindful), Bermakna (Meaningful), dan
Menggembirakan (Joyful). Berkesadaran melibatkan kesadaran penuh dan kontrol
diri dalam proses belajar, bermakna bertujuan agar siswa merasakan relevansi
dan manfaat ilmu yang dipelajari, sementara menggembirakan berarti menciptakan
suasana belajar yang positif dan menyenangkan.
Dalam kurikulum pembelajaran,
Pengalaman belajar adalah suatu siklus berkelanjutan dari tiga tahap: Memahami,
Mengaplikasi, dan Merefleksi. Tahap Memahami melibatkan penyerapan dan
konstruksi pengetahuan baru, tahap Mengaplikasi adalah praktik pengetahuan
tersebut dalam konteks nyata, dan tahap Merefleksi adalah proses evaluasi
terhadap pemahaman dan praktik yang telah dilakukan untuk perbaikan
berkelanjutan. Tujuannya adalah membangun kesadaran, motivasi, dan regulasi
diri peserta didik agar mereka bisa menguasai konsep secara utuh dan
kontekstual.
1. Tahap Memahami
Proses:
Peserta didik menyerap informasi baru melalui aktivitas seperti membaca,
menyimak, dan menganalisis, lalu menautkan materi tersebut dengan pengetahuan
yang sudah ada. Tujuan: Membangun fondasi pemahaman yang kuat terhadap suatu
konsep atau materi. Contoh: Membaca buku, menyimak penjelaskan guru, atau
menonton video edukasi untuk mendapatkan informasi awal.
2. Tahap Mengaplikasi
Proses:
Peserta didik menerapkan pengetahuan yang telah dipahami dalam situasi atau
tugas nyata. Ini melibatkan penggunaan daya pikir kritis dan kreatif. Tujuan: Mengubah pengetahuan menjadi aksi
nyata dan menancapkan pemahaman lebih kuat. Contoh: Menyelesaikan soal latihan, mengerjakan
proyek, atau mempraktikkan keterampilan di dunia nyata.
3. Tahap Merefleksi
Proses: Peserta didik mengevaluasi kembali proses belajar dan hasil dari praktik nyata. Mereka mengeksplorasi kekuatan, tantangan, dan area yang perlu diperbaiki. Tujuan: Memaknai proses pembelajaran, memahami sejauh mana tujuan tercapai, dan merencanakan perbaikan di masa depan. Contoh: Mendiskusikan hasil kerja, menulis jurnal tentang apa yang dipelajari, atau membuat rencana perbaikan untuk tugas selanjutnya.
Berikut ini beberapa referensi tentang Kurikulum Pembelajaran Mendalam di Indonesia yang wajib diketahui oleh guru
Posting Komentar untuk "KURIKULUM PEMBELAJARAN MENDALAM"
Maaf, Komentar yang disertai Link Aktif akan terhapus oleh sistem