Perangkat atau Instrumen Akreditasi Sekolah Madrasah Tahun 2025 menggunakan Instrumen Akreditasi Tahun 2024 atau IA 2024 versi revisi 2025 yang didesain untuk menilai kinerja sekolah/madrasah, bukan sekadar kepatuhan administratif terhadap regulasi.
Dengan demikian, IA 2024 versi
Revisi 2025 fokus pada komponen atau area-area kinerja yang terbukti berdampak
langsung pada pengalaman belajar dan perkembangan murid. Area Komponen Instrumen
Akreditasi Sekolah Madrasah Tahun 2025 mencakup:
a) Kepemimpinan sekolah/madrasah dan pengelolaanya, termasuk kemampuan kepala
sekolah/madrasah memimpin perbaikan berkelanjutan, termasuk penggunaan data
untuk perencanaan, dan pemanfaatan sarana prasarana secara optimal; b) Kinerja
pendidik dalam proses pembelajaran, yang mencakup interaksi bermakna, desain
pembelajaran kontekstual, dan asesmen autentik; c) Iklim lingkungan belajar,
seperti rasa aman, inklusivitas, dan partisipasi aktif peserta didik; d) Hasil
belajar murid, dalam konteks ketercapaian kompetensi dan karakter, yang dapat
dilihat melalui data asesmen nasional dan indikator kualitas layanan lainnya
Dengan demikian, Perangkat
atau Instrumen Akreditasi Sekolah
Madrasah Tahun 2025 atau IA2024 versi Revisi 2025 tidak hanya menilai
keberadaan dokumen atau program, tetapi menilai apakah kondisi nyata dan
perilaku di satuan pendidikan benar-benar mencerminkan kualitas layanan
pendidikan yang baik.
IA-2024 versi revisi 2025 dirancang
selaras dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Rapor Pendidikan, dengan
fokus pada substansi dan dampak nyata dari pemenuhan standar tersebut.
Melanjutkan pendekatan sebelumnya yang menekankan kepatuhan atau compliance terhadap
pasal-pasal regulatif, IA2024 mengukur bagaimana satuan pendidikan menerapkan
prinsip dan nilai SNP secara mendalam dan terintegrasi dalam praktik nyata.
Beberapa ciri pendekatan
substansial dan mendalam dalam IA2024 versi revisi 2025 adalah 1) ndikator
performa dibangun berdasarkan kajian literatur dan diskusi ahli, bukan sekadar
daftar periksa administratif’; 2) Sub-indikator (atau kriteria penilaian) yang
tertutup digunakan untuk menjaga presisi pengukuran, tetapi bukti pendukungnya
bersifat terbuka, mencerminkan fleksibilitas dalam konteks yang beragam; 3) Triangulasi
data melalui observasi, wawancara, dan telaah dokumen dilakukan untuk
memastikan bahwa data benar-benar mencerminkan kinerja dan bukan sekadar
formalitas.
Dengan pendekatan tersebut, Perangkat atau Instrumen Akreditasi SD MI SMP MTs SMA MA Tahun 2025 atau IA2024 versi revisi 2025 menilai apakah sekolah/madrasah 1) merencanakan kegiatan berdasarkan evaluasi dan refleksi, 2) melaksanakan kegiatan yang berdampak terhadap kualitas pembelajaran, dan 3) menghasilkan kondisi belajar yang optimal bagi semua murid.
Bagaimana peran asesor yang diperlukan untuk menerapkan pendekatan ini? Peran
asesor dalam proses akreditasi bukan hanya sebagai pengumpul informasi, melainkan
sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk mengolah data menjadi keputusan yang
bermakna dan bertanggung jawab. Keputusan tersebut akan berdampak langsung
terhadap pengakuan mutu sekolah, sehingga perlu dibangun di atas dasar pemahaman
yang mendalam terhadap konteks, makna, dan realitas yang terjadi di lapangan.
Untuk dapat menjalankan
tugas ini dengan baik, asesor perlu mengadopsi pola pikir (mindset) tertentu
dalam proses penggalian data. Pertama, Asesor harus memahami bahwa Makna Lebih
Penting daripada Angka. Pendekatan kualitatif dalam akreditasi berangkat dari
keyakinan bahwa realitas sosial tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh angka.
Oleh karena itu, fokus utama dari proses pengambilan data adalah makna, proses,
pengalaman, dan interaksi yang terjadi dalam kehidupan sekolah. Data yang
dikumpulkan ditujukan untuk memahami bagaimana mutu terbentuk dan dijaga dalam
aktivitas nyata di sekolah, bukan hanya seberapa sering hal itu terjadi.
Kedua, Setting Alami. Data
dikumpulkan langsung di tempat berlangsungnya aktivitas secara alami, bukan
dalam suasana buatan atau pengaturan formal. Asesor perlu peka terhadap
dinamika yang muncul secara spontan, seperti interaksi antara guru dan murid,
suasana belajar, atau suasana saat diskusi berlangsung. Kepekaan terhadap
konteks inilah yang memungkinkan asesor untuk menangkap realitas apa adanya.
Ketiga, Sudut Pandang
Beragam. Tidak ada satu versi kebenaran dalam pendekatan kualitatif. Wawancara
dengan kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua bisa memberi perspektif yang
berbeda terhadap satu situasi yang sama, dan semua itu sahih dalam konteksnya
masing-masing. Tugas asesor bukan memilih mana yang benar, tetapi memahami
keberagaman pandangan dan mencari pola konsistensi melalui triangulasi. Semakin
banyak perspektif yang tergali, semakin utuh pemahaman asesor terhadap satuan
pendidikan tersebut.
Keempat, Kontekstual dan
Holistik. Penilaian tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah tanpa
mempertimbangkan keterkaitan antar aspek. Asesor perlu melihat keselarasan
antara perencanaan, pelaksanaan, dan hasil; antara dokumen, praktik, dan
persepsi. Misalnya, apakah rencana pembelajaran yang ditulis benar-benar tercermin
dalam kegiatan kelas dan hasil karya murid. Penilaian yang kontekstual dan
holistik akan mencegah kesimpulan yang keliru karena hanya melihat satu sisi dari
realitas sekolah.
Kelima Induktif, Bukan
Deduktif. Dalam pendekatan kualitatif, penilaian dimulai dari data, bukan dari
asumsi. Asesor tidak memulai dari skor lalu mencari pembenaran, melainkan
mengumpulkan data, mengamati pola, lalu menarik kesimpulan. Oleh karena itu,
sangat penting untuk menunda penilaian hingga proses penggalian data betul-betul
tuntas. Ketepatan penilaian tidak datang dari kecepatan menyimpulkan, melainkan
dari ketelitian dalam mendengarkan dan mengamati.
Keenam Asesor sebagai
Instrumen Utama. Dalam metode kualitatif, asesor adalah instrumen utama dalam
pengumpulan data. Maka, kualitas data sangat ditentukan oleh kemampuan asesor
dalam melakukan observasi, mendengar secara aktif, memahami konteks, dan
berpikir kritis. Penilaian yang keliru seringkali bukan karena kurangnya data,
melainkan karena interpretasi yang tidak tepat. Oleh sebab itu, sikap dan
perilaku asesor selama visitasi menjadi penentu penting bagi keberhasilan
penggalian data.
Sebelumnya IA2024 versi
2025 merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari IASP2020 serta Instrumen PAUD dan
PNF tahun 2021. Beberapa elemen kesinambungan yang penting: a) Konstruk kinerja
tetap konsisten, yakni mengukur performa nyata satuan pendidikan dalam
menyediakan layanan berkualitas; b) Berorientasi pada mutu layanan, bukan
sekadar kelengkapan dokumen atau formalitas administrative; c) Bermakna dan
berdampak, dengan menekankan apa yang terjadi dan dirasakan oleh murid, bukan
hanya apa yang direncanakan di atas kertas.
Perbaikan utama dalam
IA2024 versi 2025 adalah penerapan prinsip kontekstual: cara satuan pendidikan
menunjukkan keterpenuhan indikator tidak dibatasi satu bentuk bukti saja. Sekolah
dapat menggunakan beragam pendekatan dan bukti sesuai kondisi masing-masing,
selama terbukti efektif dan berdampak. Misalnya, budaya literasi di sekolah
biasanya dinilai dari keberadaan program tertentu seperti pojok baca. Dalam
IA2024, budaya literasi di sekolah dapat dibuktikan melalui berbagai cara
seperti integrasi membaca dalam rutinitas kelas, kebiasaan guru membacakan
buku, refleksi murid terhadap bacaan dan ragam bentuk kinerja lainnya.
Prinsip kontekstual ini di
dalam IA2024 versi 2025 tercermin pada dua fitur yakni 1) Penentuan keterpenuhan
indikator kinerja tidak terkunci oleh rumusan prasyarat cara melakukan kinerja
yang preskriptif, misalnya memaksakan adanya suatu dokumen/kegiatan spesifik
atau tertentu. Ada opsi bagi asesor untuk menambahkan bukti lain yang ditemukan
saat visitasi; 2) Ada ruang bagi sekolah untuk menjelaskan cara dan strateginya
dalam menyelenggarakan layanan melalui fitur Deskripsi Kinerja Asesi (DKA). DKA
adalah penjabaran Informasi dari sekolah/madrasah tentang caranya berkinerja dalam
memenuhi standar nasional pendidikan. Informasi ini ditulis saat tahap Pra Visitasi
pada laman Sispena dan untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada Panduan Asesi
yang dapat diunduh pada laman BAN PDM.
Dengan demikian, IA2024 versi
2025 menjaga kontinuitas logis dan metodologis, tetapi memberikan ruang lebih
besar untuk kreativitas dan inovasi satuan pendidikan, menjadikan proses
akreditasi lebih relevan, adil, dan berdaya guna.
Adapun Fitur dan Perangkat
atau Instrumen Akreditasi SD MI SMP MTs SMA MA Tahun 2025 atau IA2024 versi tahun 2025 adalah sebagai berikut
1)
Definisi operasional indikator untuk kejelasan pengukuran
2)
Rubrik penilaian untuk 4 kategori (kurang, cukup baik, baik dan sangat baik)
3)
Manual penggalian data untuk asesor
4)
Agenda Visitasi untuk membantu asesor mengelola pengambilan data dalam durasi 2
hari
5)
Lembar Kerja untuk pencatatan data dan penilaian untuk asesor. Pemakaian Lembar
Kerja bersifat opsional (sebagai alat bantu bagi asesor).
Selengkapnya silhakan
download dan baca Salinan Perangkat atau Instrumen
Akreditasi Sekolah Madrasah Tahun 2025
Link download IA2024 versi Revisi 2025 disini
Demikian informasi tentang Link download Perangkat atau Instrumen Akreditasi Sekolah Madrasah Tahun 2025. Semoga ada manfaatnya.
Posting Komentar untuk "INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MADRASAH TAHUN 2025"
Maaf, Komentar yang disertai Link Aktif akan terhapus oleh sistem