Panduan Kokurikuler TK PAUD SD SMP SMA SMK Edisi Tahun 2025/2026 ini memuat makna dan urgensi, kerangka pembelajaran, perencanaan dan pelaksanaan, serta evaluasi dan tindak lanjut kokurikuler. Panduan ini dibuat untuk digunakan dengan dokumen lain yang relevan agar saling melengkapi.
Kokurikuler adalah kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan
kegiatan Intrakurikuler dalam rangka pengembangan karakter dan kompetensi
murid. Kokurikuler dimaksudkan untuk membuka ruang yang lebih fleksibel bagi
satuan pendidikan untuk mengembangkan kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan
belajar murid dan menanamkan nilai-nilai yang dimiliki oleh satuan pendidikan.
Pelaksanaan kokurikuler
dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan waktu
pelaksanaannya. Satuan pendidikan dapat melibatkan orang tua, masyarakat dan/
atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan kokurikuler. Kami
berharap implementasi kokulikuler oleh satuan pendidikan akan lebih efektif,
sederhana, dan relevan. Oleh karena itu, panduan ini hadir untuk menjadi
inspirasi pelaksanaan kokurikuler bagi satuan pendidikan dengan ragam tingkat
perkembangan dan ketersediaan sumber daya.
Satuan pendidikan perlu
menghadirkan beragam pengalaman belajar yang bermakna sebagai upaya membentuk
kompetensi murid secara utuh. Pengalaman belajar yang beragam ini diperoleh melalui
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Dengan demikian,
kegiatan kokurikuler menjadi bagian integral dan berperan strategis untuk
mengembangkan kompetensi murid, terutama karakter.
Kompetensi yang dimaksud
adalah delapan dimensi profil lulusan, yaitu: 1) keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2) kewargaan; 3) penalaran kritis; 4)
kreativitas; 5) kolaborasi; 6) kemandirian; 7) kesehatan; dan 8) komunikasi.
Delapan dimensi profil lulusan merupakan hasil dari capaian pengetahuan,
keterampilan, dan karakter. Disamping itu, delapan dimensi profil lulusan
menumbuhkembangkan lulusan yang memiliki kepemimpinan efektif yang
berintegritas, profesional, dan transformatif.
Rancangan kegiatan
kokurikuler sebaiknya mendorong murid bebas bereksplorasi melalui berbagai
aktivitas yang menyenangkan dan bermakna. Kokurikuler berisi kegiatan
eksperiensial, langsung, berorientasi pada tindakan dan berdasarkan
keterampilan. Dari landasan tersebut, kegiatan kokurikuler dalam panduan ini
disajikan dalam bentuk pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu, gerakan 7
(tujuh) kebiasaan anak Indonesia hebat, dan/atau cara lainnya untuk memahami,
mengaplikasi, dan merefleksi materi terhadap isu atau permasalahan nyata yang
relevan bagi murid.
Tema dalam pelaksanaan
kegiatan kokurikuler berfungsi menyatukan berbagai gagasan yang mengaitkan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan konteks sosial budaya dan karakteristik
murid. Satuan pendidikan berperan penting dalam merancang muatan kokurikuler
yang tidak hanya memperhatikan kebutuhan kurikulum, tetapi juga berlandaskan
pada potensi dan kekuatan murid serta lingkungannya sebagai titik tolak
pengembangan kegiatan. Dengan demikian, kegiatan kokurikuler menjadi ruang
tumbuh yang otentik bagi murid untuk belajar dengan cara yang berkesadaran,
bermakna, dan menggembirakan.
Kokurikuler juga memiliki
peran untuk menciptakan ekosistem belajar yang menyenangkan, bermakna, dan
memberdayakan, yang memungkinkan murid tumbuh menjadi pribadi yang utuh. Hal
ini sejalan dengan konsep pembelajaran mendalam sebagaimana didefinisikan oleh
Kemendikdasmen (2025), yaitu pendekatan yang memuliakan manusia dengan
menekankan penciptaan suasana belajar yang berkesadaran (mindful), bermakna
(meaningful), dan menggembirakan (joyful). Pembelajaran ini tidak hanya
melibatkan olah pikir, tetapi juga olah hati, olah rasa, dan olah raga, secara
holistik dan terpadu.
Dalam praktik kokurikuler,
murid tidak hanya diajak memahami konsep, tetapi juga dilibatkan secara
emosional dan sosial. Mereka diajak memahami, mengaplikasi, merefleksikan, dan
bertindak. Saat murid bekerja sama dalam proyek tematik, menyelesaikan
tantangan berbasis konteks nyata, atau berkontribusi dalam kegiatan sosial,
mereka sedang menjalani pembelajaran yang menyentuh dimensi intelektual, etika,
estetika, dan kinestetik sekaligus.
Dalam buku Panduan Kokurikuler TK PAUD SD SMP SMA SMK
Edisi Tahun 2025/2026, dinyatakan bahwa Kegiatan kokurikuler bertujuan
mendukung tercapainya delapan dimensi profil lulusan secara nyata dan
kontekstual melalui pengalaman belajar yang bermakna. Delapan dimensi profil
lulusan merupakan hasil dari capaian pengetahuan, keterampilan, dan karakter.
Disamping itu, delapan dimensi profil lulusan menumbuhkembangkan lulusan yang
memiliki kepemimpinan efektif yang berintegritas, profesional, dan
transformatif. Berikut ke delapan dimensi profil lulusannya:
1.
Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME, Dimensi keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengacu pada individu yang memiliki keyakinan dan
mengamalkan ajaran agama/kepercayaannya, berakhlak mulia, serta menjaga hubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, dan lingkungan.
2.
Kewargaan, Dimensi kewargaan mengacu pada individu yang bangga akan identitas
dan budayanya, menghargai keberagaman, menjaga persatuan bangsa, menaati aturan
bernegara dan bermasyarakat, serta menjaga keberlanjutan kehidupan, lingkungan,
dan harmoni antarbangsa.
3.
Penalaran Kritis, Dimensi penalaran kritis mengacu pada individu yang memiliki
rasa ingin tahu, mampu berpikir logis dan analitis, serta mampu menganalisis
dan menyelesaikan permasalahan, berargumentasi logis, dan memanfaatkan literasi
dan numerasi untuk memecahkan masalah.
4.
Kreativitas, Dimensi kreativitas mengacu pada individu yang mampu berperilaku
produktif, menciptakan inovasi, dan merumuskan solusi bagi permasalahan di
sekitarnya.
5.
Kolaborasi, Dimensi kolaborasi mengacu pada individu yang membiasakan diri
untuk peduli dan berbagi, serta membangun kerja sama dengan berbagai kalangan
di lingkungan sekitar.
6.
Kemandirian, Dimensi kemandirian mengacu pada individu yang mampu bertanggung
jawab, berinisiatif, dan beradaptasi dalam pembelajaran dan pengembangan diri.
7.
Kesehatan, Dimensi kesehatan mengacu pada individu yang menjalankan pola hidup
bersih dan sehat berdasarkan pemahaman tentang kebugaran, kesehatan fisik dan
mental, dan berkontribusi secara positif terhadap lingkungannya.
8.
Komunikasi, Dimensi komunikasi mengacu pada individu yang memiliki kemampuan
menyimak, membaca, berbicara, dan menulis dengan baik dan benar, sesuai etika
dalam beragam konteks dan moda.
Karakteristik kegiatan
kokurikuler bersifat fleksibel dan kontekstual, serta dapat dilaksanakan dalam
berbagai bentuk sesuai kebutuhan dan kekhasan satuan pendidikan. Namun
demikian, kegiatan kokurikuler tidak dirancang secara acak atau sekadar
tambahan kegiatan. Kegiatan harus berangkat dari identifikasi dimensi profil
lulusan yang ingin dikuatkan atau diperdalam. Dengan menentukan terlebih dahulu
aspek dimensi profil lulusan yang menjadi fokus, satuan pendidikan dapat merancang
kegiatan kokurikuler yang relevan dan berdampak.
Sebuah kegiatan dapat
dikembangkan sebagai bagian dari kokurikuler jika bertujuan untuk memperkuat
delapan dimensi profil lulusan, menunjang kegiatan intrakurikuler baik secara
langsung maupun tidak langsung, serta memberi pengalaman belajar yang bermakna
dan kontekstual bagi murid. Dalam konteks ini, kokurikuler dapat dilaksanakan
dalam tiga cara, yaitu: 1) pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu; 2)
Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH); dan/atau 3) cara
lainnya. Cara lainnya mengacu pada kurikulum satuan pendidikan dan/atau
kebijakan pemerintah. Satuan pendidikan dapat memilih cara pelaksanaan
kokurikuler disesuaikan dengan analisis potensi dan kebutuhan. Kriteria
kegiatan kokurikuler adalah:
1.
Memiliki tujuan untuk memperkuat satu atau lebih dari delapan dimensi profil
lulusan.
2.
Mengembangkan tema sebagai muatan pembelajaran yang relevan dengan konteks
sosial budaya dan karakteristik murid.
3.
Mengelola alokasi waktu secara fleksibel mengacu pada struktur kurikulum yang
berlaku.
4.
Mengembangkan rangkaian kegiatan secara terencana (memuat tujuan, langkah-
langkah pelaksanaan, dan asesmen).
Satuan pendidikan dapat
memanfaatkan atau mengadaptasi kegiatan yang selama ini sudah berjalan,
dan/atau merencanakan kegiatan kokurikuler yang baru untuk mencapai delapan
dimensi profil lulusan. Oleh karenanya, kegiatan kokurikuler seyogyanya
didasarkan pada hasil refleksi dan memaksimalkan praktik baik kokurikuler yang
sudah berjalan. Misalnya, kegiatan kerja bakti satuan pendidikan dapat
dikaitkan dengan nilai kolaborasi yang merupakan salah satu dari delapan
dimensi profil lulusan melalui kebiasaan bermasyarakat (dalam 7 KAIH). Kuncinya
adalah bagaimana kegiatan-kegiatan tersebut dirancang secara sadar, terencana,
melibatkan murid secara aktif, dan terhubung dengan nilai-nilai yang ingin
ditanamkan. Dengan demikian, kokurikuler menjadi ruang yang hidup, bermakna,
dan menyatu dalam keseharian satuan pendidikan—bukan sekadar agenda tambahan,
melainkan bagian dari upaya bersama untuk membentuk generasi yang sehat,
cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan.
Selengkapnya silahkan
download dan baca Salinan Panduan Kokurikuler
TK PAUD SD SMP SMA SMK Edisi Tahun 2025/2026 melalui link yang tersedia di
bawah ini
Link download Panduan Kokurikuler
Demikian informasi tentang Panduan Kokurikuler TK PAUD SD SMP SMA SMK
Edisi Tahun 2025/2026. Semoga ada manfaatnya
Posting Komentar untuk "PANDUAN KOKURIKULER TK PAUD SD SMP SMA SMK"
Maaf, Komentar yang disertai Link Aktif akan terhapus oleh sistem