Bab IPendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bagimana Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek? Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa karakteristik Pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis proyek (Project Based Learning).
Sehubungan dengan itu, maka perlu pemahaman tentang konsep atau definisi model pembelajaran berbasis proyek, ciri-ciri atau karakteristik model pembelajaran berbasis proyek, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek serta kelebihan dan penerapan model berbasis proyek.
1.2Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis mengangkat beberapa masalah, diantaranya:
1.Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis proyek atau project based learning ?
2.Apa saja karakteristik dari pembelajaran berbasis proyek ?
3.Apa saja prinsip-prinsip dari pembelajaran berbasis proyek ?
4.Apa saja pedoman pembimbingan dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek ?
5.Apa saja keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek ?
1.3Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.Untuk mengetahui pemahaman dari pembelajaran berbasis proyek.
2.Untuk mengetahui karakteristik dari pembelajaran berbasis proyek.
3.Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari pembelajaran berbasis proyek.
4.Untuk mengetahui pedoman pembimbingan dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.
5.Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek.
Bab II Pembahasan
2.1 Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Melalui pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya serta melakukan eksperimen secara kolaboratif.
“Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri (Thomas, dkk, 1999). Tujuannya adalah agar siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.”
2.2 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang inovatif dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa.
“Sedangkan menurut Buck Institute for Education (1999) belajar berbasis proyek memiliki karakteristik berikut :
a.Siswa membuat kepuutusan dan membuat kerangka kerja
b.Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
c.Siswa merancang proses untuk mencapai hasil
d.Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan
e.Siswa melakukan evaluasi secara kontinu
f.Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan
g.Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya
h.Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan
2.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek
Sebagai sebuah model pembelajaran, pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu :
1.Prinsip sentralistis
Prinsip ini menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek.
2.Prinsip pertanyaan pendorong
Prinsip ini menegaskan bahwa kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu.
3.Prinsip investigasi konstruktif
Perinsip investigasi konstruktif merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep dan resolusi.
4.Prinsip otonomi
Prinsip otonomi dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi dan bertanggung jawab.
5.Prinsip realistis
Prinsip realistis berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti di sekolah.
2.4 Pedoman Pembimbingan Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam membimbing siswa dalam pembelajaran berbasis proyek ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pijakan tindakan. Adapun pedoman pembimbingan tersebut antara lain :
1.Keautentikan
Keautentikan dapat dilakukan dengan beberapa strategi, yaitu dengan mendorong dan membimbing siswa untuk memahami kebermaknaan dari tugas yang dikerjakan, meranncang tugas siswa sesuai dengan kemampuannya sehingga ia mampu menyelesaikannya tepat waktu, dan mendorong serta membimbing siswa agar mampu menghasilkan sesuatu dari tugas yang dikerjakannya.
2.Ketaatan terhadap nilai-nilai akademik
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu dengan mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu menerapkan berbagai pengetahuan dalam menyelesaikan tugas yang dikerjakan, merancang dan mengembangkan tugas-tugas yang dapat memberi tantangan pada siswa untuk menggunakan berbagai metode dalam pemecahan masalah serta mendorong dan membimbing siswa untuk mampu berpikir tingkat tinggi dalam memecahkan masalah.
3.Belajar pada dunia nyata
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut, yaitu mendorong dan membimbing siswa untuk mampu bekerja pada konteks permasalahan yang nyata yang ada di masyarakat, mendorong dan mengarahkan agar siswa mampu bekerja dalam situasi organisasi yang menggunakan teknologi tinggi, dan mendorong serta mengarahkan siswa agar mampu mengelola kemampuan keterampilan pribadinya.
4.Aktif meneliti
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah dibuatnya, mendorong dan mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian dengan berbagai macam metode, serta mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu berkomunikasi dengan orang lain, baik melalui presentasi ataupun media lain.
5.Hubungan dengan ahli
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong dan mengarahkan siswa untuk mampu belajar dari orang lain yang memiliki pengetahuan yang relevan, mendorong dan mengarahkan siswa berdiskusi dengan orang lain dalam memecahkan masalah, serta mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk terlibat dalam menilai unjuk kerjanya.
6.Penilaian
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu melakukan evaluasi diri terhadap kinerjanya dalam mengerjakan tugasnya, mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk terlibat mengembangkan standar kerja yang terkait dengan tugasnya serta mendorong dan mengarahkan siswa untuk menilai kerjanya.
2.5 Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Moursund (1997) beberapa keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek antara lain :
1.Meningkatkan motivasi belajar siswa.
2.Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks.
3.Keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat.
4.Siswa mampu kerja kelompok dalam proyek dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
5.Siswa mampu mempraktikkan keterampilan dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
“Menurut The Back Institute For Education, model pembelajaran ini mempunyai keuntungan penting bagi siswa masa kini, antara lain:
a)Model pembelajaran berbasis proyek mengintegrasikan wilayah hidup kurikulum.
b)Membangun pengembangan kebiasaan berfikir yang di hubungkan dengan belajar seumur hidup, tanggung jawab sipil, dan kesuksesan karir atau pribadi.
c)Menguasai dikotomi atau pengetahuan dan berfikir dapat menolong siswa baik untuk “to know” mapun “to do”.
d)Mendorong munculnya tanggung jawab, penetapan tujuan dan memperbaiki tampilan.
e)Dapat melibatkan memotivasi siswa yang bosan dan tidak peduli.
f)Mendukung siswa dalam belajar dan mempraktekkan keterampilan dalam penyelesaian masalah, komunikasi dan pengendalian diri.
g)Menciptakan komunikasi positif dan hubungan kolaboratif diantara kelompok siswa yang berbeda-beda.
h)Dapat memenuhi kebutuhan siswa dengan tingkat keterampilan dan gaya belajar yang beragam.
Selain keuntungan, pembelajaran berbasis proyek juga memiliki kelemahan, diantaranya :
1.Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2.Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3.Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.
4.Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5.Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
6.Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7.Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan
Project Based Learning atau biasa disebut Pembelajaran Berbasis Proyek yaitu pendekatan pembelajaran yang menghasilkan suatu karya berbasis proyek, untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual baik individual maupun kelompok. Karakteristik pembelajaran berbasis proyek salah satunya memiliki hasil akhir berupa produk. Prinsipnya supaya peserta didik dapat mandiri dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi dan bertanggung jawab. Pedoman dalam pembelajaran ini dapat membuat peserta didik memahami kebermaknaan dari tugas yang dikerjakan, mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sehingga peserta didik mampu menyelesaikan tugas tepat waktu, mengarahkan peserta didik untuk melakukan penelitian dan mampu berkomunikasi dengan orang lain. Keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek peserta didik mampu mempraktikkan keterampilan dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu.
3.2. Saran
Sebagai calon guru kita harus memahami pembelajaran berbasis proyek karena pembelajaran ini sesuai dengan kurikulum 2013 yang mengharuskan siswa belajar secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Sagala syaiful, M.Pd. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.
Demikian informasi tentang Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Semoga ada manfaatnya