Pada posting ini admin akan membagikan Link Download Modul Ajar atau Perencanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial KKA jenjang SMP. Namun sebelumnya untuk memahami model Perencanaan Pembelajaran mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimksud Perencanaan Pembelajaran Pembelajaran Mendalam.
Sebagaimana diketahui perencanaan
pembelajaran dirancang untuk memandu pendidik melaksanakan pembelajaran
sehari-hari untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, perencanaan
pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran. Perlu diingat bahwa
alur tujuan pembelajaran adalah tujuan pembelajaran yang diurutkan. Alur tujuan
pembelajaran pendidik yang satu berbeda dengan pendidik lainnya meskipun
mengajar murid dalam fase yang sama. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran
yang dibuat masing-masing pendidik pun dapat berbeda-beda, terlebih lagi karena
perencanaan pembelajaran ini dirancang dengan memperhatikan berbagai faktor,
seperti murid yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan
prasarana pembelajaran, dan lain-lain.
Ada beberapa langkah dalam
penyusunan perencanaan pembelajaran. Pertama, Pendidik melakukan identifikasi
yang meliputi kesiapan murid, karakteristik materi pelajaran, juga dimensi
profil lulusan yang akan dicapai melalui pembelajaran. Pemilihan dimensi profil
lulusan menjadi penting karena sejalan dengan karakteristik pembelajaran
mendalam yang menekankan pada pengembangan kompetensi abad 21 dan pembentukan
dimensi profil lulusan. Pendidik dapat memilih dimensi yang relevan dengan
tujuan pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Dimensi
profil lulusan diupayakan terintegrasi dalam proses pembelajaran, bukan sebagai
bagian yang terpisah.
Selanjutnya, desain
pembelajaran dengan menentukan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan
mencakup kompetensi dan konten dalam ruang lingkup materi secara operasional,
menggunakan kompetensi yang mendorong murid untuk berpikir secara lebih
mendalam. Dalam praktik pedagogis, pendidik dapat memilih strategi
pembelajaran, seperti pembelajaran berbasis masalah, projek, inkuiri,
pembelajaran kontekstual, dan lain-lain yang dirancang untuk menciptakan
pengalaman belajar yang aktif, mendalam, dan relevan dengan kehidupan nyata. Pembelajaran
mendalam juga dapat diperkuat melalui kemitraan, baik antarmata pelajaran,
antarkelas, hingga melibatkan pihak luar seperti komunitas atau dunia industri
sehingga murid belajar dalam konteks sosial yang nyata.
Lingkungan pembelajaran dirancang
untuk membentuk budaya belajar yang aman, inklusif, dan merdeka, baik di ruang
fisik maupun virtual. Hal ini menciptakan iklim yang memungkinkan murid bebas
mengeksplorasi gagasan, berdiskusi, dan menyampaikan pendapat. Selain itu,
pemanfaatan teknologi digital menjadi unsur pendukung yang bersifat opsional
dan strategis karena dapat meningkatkan interaktivitas, kolaborasi, dan
kontekstualitas pembelajaran melalui berbagai platform digital. Semua komponen
ini menyatu untuk membentuk pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan
pengetahuan, tetapi juga menghidupkan pemahaman yang mendalam, bermakna, dan
berdampak bagi murid.
Dalam menyusun perencanaan
pembelajaran, pendidik menerapkan prinsip berkesadaran, bermakna, dan
menggembirakan. Prinsip berkesadaran diwujudkan dengan melibatkan murid secara
aktif dalam memahami tujuan pembelajaran, memotivasi mereka untuk mengatur
strategi belajar, dan merefleksikan proses belajar yang dijalani. Pembelajaran
bermakna dicapai dengan mengaitkan materi dengan konteks kehidupan nyata
sehingga murid dapat mengonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman
dan pemahaman sebelumnya. Sementara
itu, pembelajaran menggembirakan
diciptakan melalui suasana yang positif, inklusif, dan menyenangkan, dengan
metode yang interaktif serta penggunaan media yang menarik sehingga murid
merasa dihargai, terhubung secara emosional, menantang, dan termotivasi untuk
belajar. Ketiga prinsip tersebut saling melengkapi dalam membangun proses
pembelajaran yang mendalam, utuh, dan berdampak bagi murid.
Perencanaan pembelajaran
pada pembelajaran mendalam perlu dirancang melalui pengalaman belajar memahami,
mengaplikasi, dan merefleksi. Pengalaman belajar memahami melibatkan murid
untuk aktif mengonstruksi pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam
terhadap konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada
fase ini terdiri atas pengetahuan esensial, pengetahuan aplikatif, dan
pengetahuan nilai dan karakter. Dengan pendekatan aktif dan konstruktif, murid
tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif, sehingga membentuk fondasi
pemahaman yang menjadi dasar untuk mengaplikasi pengetahuan dalam situasi
kontekstual atau tahapan selanjutnya.
Dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran, penting untuk merancang pengalaman belajar yang melibatkan murid
dalam mengaplikasikan pengetahuan secara kontekstual pada kehidupan nyata.
Pengetahuan yang telah diperoleh pada tahap pemahaman digunakan sebagai dasar
untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemikiran. Melalui proses ini, murid didorong
untuk mengaitkan berbagai gagasan, melakukan analisis, serta mengembangkan
solusi yang kreatif dan inovatif dalam menghadapi permasalahan konkret. Hasil
dari proses ini dapat diwujudkan dalam bentuk produk nyata atau unjuk kerja
yang mencerminkan pemahaman dan keterampilan murid secara menyeluruh.
Pengalaman belajar
merefleksi dilalui dengan mengarahkan murid untuk melakukan evaluasi dan
memberikan makna terhadap proses serta hasil dari pengalaman atau praktik yang
telah mereka jalani. Pengalaman belajar refleksi ini menekankan pentingnya
kemampuan regulasi diri, yaitu keterampilan murid dalam mengatur proses
belajarnya secara mandiri, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, hingga evaluasi strategi belajar yang digunakan.
Melalui pengalaman belajar
merefleksi, murid dapat memperluas pemahaman dan mengembangkan ide atau solusi
baru yang dapat diterapkan dalam konteks lain, tidak hanya meninjau kembali apa
yang telah mereka pelajari. Dalam pengalaman belajar merefleksi, murid tidak
hanya diminta untuk mengulang atau mengingat kembali materi yang telah
dipelajari, tetapi diarahkan untuk mengonstruksi kembali pemahamannya secara
kritis, menghubungkannya dengan konteks yang lebih luas, serta mengidentifikasi
implikasi atau kemungkinan penerapan dalam situasi berbeda. Proses ini melibatkan
keterampilan metakognitif, seperti menyadari cara berpikir mereka sendiri,
mengevaluasi strategi yang digunakan saat belajar, serta menilai keberhasilan
atau hambatan dalam pencapaian tujuan belajar.
Dengan demikian, refleksi
berfungsi sebagai jembatan antara pengalaman belajar dan transfer pengetahuan,
memungkinkan murid untuk menggeneralisasi prinsip-prinsip inti, memformulasikan
pertanyaan baru, serta mengembangkan alternatif ide atau solusi yang dapat
diterapkan di luar konteks awal pembelajaran. Pendekatan ini memperkuat
pembelajaran mendalam karena mendorong murid menjadi pembelajar aktif,
reflektif, dan adaptif. Hal inilah yang menjadi pembeda antara pengalaman
belajar merefleksi dengan refleksi sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Dalam kerangka perencanaan
pembelajaran mendalam, asesmen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
proses pembelajaran. Asesmen dirancang bukan hanya untuk mengukur hasil belajar
di akhir, tetapi juga untuk mendukung proses belajar itu sendiri. Dalam hal
ini, asesmen berfungsi secara formatif dan sumatif. Asesmen formatif dilakukan
di awal dan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik yang
bermakna kepada pendidik dan murid sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dan
pemahaman murid dapat diperbaiki secara berkelanjutan.
Sementara itu, asesmen
sumatif dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran secara
keseluruhan. Asesmen dalam pembelajaran mendalam juga menekankan pada
keautentikan, yaitu menggunakan tugas dan konteks yang relevan dengan kehidupan
nyata murid, serta mengumpulkan beragam bukti belajar seperti produk, performa,
diskusi, dan refleksi. Dengan pendekatan ini, asesmen menjadi alat pengarah
yang membantu pendidik memahami perkembangan kompetensi murid secara menyeluruh
dan mendalam, serta mendorong proses pembelajaran yang berpusat pada murid dan
berorientasi pada pemaknaan, bukan sekadar pencapaian nilai akhir.
Saat menyusun perencanaan
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran mendalam, pendidik bisa juga
mempertimbangkan kegiatan pembelajaran dengan interdisipliner sebagai bagian
dari strategi pembelajaran. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui projek, juga
dapat diwujudkan melalui berbagai model yang mendorong keterhubungan
antardisiplin ilmu dan keterlibatan aktif murid, seperti pendekatan STEM,
pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran berbasis masalah (problem- based
learning), atau eksplorasi kontekstual lainnya. Melalui integrasi ini, murid
dilatih untuk melihat keterkaitan antara konsep-konsep dari berbagai bidang
pengetahuan dan menggunakannya untuk memahami serta menyelesaikan persoalan
nyata secara lebih menyeluruh. Pendekatan interdisipliner memperkuat
pembelajaran mendalam karena mendorong murid tidak hanya menguasai materi
secara terpisah, tetapi mampu mengintegrasikan dan menerapkannya secara kritis,
kreatif, dan reflektif dalam berbagai situasi kehidupan.
Komponen Modul Ajar atau
Perangkat Pembelajaran PM adalah
1. Identifikasi. Dalam
bagian ini wajib mencantum DPL yang hendak dicapai. Guru dapat menentukan
beberapa DPL dari 8 DPL, yakni Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME, Penalaran
Kritis, Kolaborasi, Kesehatan, Kewargaan, Kreativitas, Kemandirian, Komunikasi.
Selain DPL, guru juga dapat mencantumkam
asesmen pada awal pembelajaran (opsional) dengan cara menuliskan strategi
penilaian yang digunakan pada awal pembelajaran dan tindak lanjut hasil asesmen
awal.
2. Desain Pembelajaran yang memuat
a) Tujuan Pembelajaran:
Tuliskan tujuan pembelajaran yang mencakup kompetensi dan konten pada ruang
lingkup materi dengan menggunakan kata kerja operasional yang relevan.
b) Praktik Pedagogis:
Tuliskan Model/Strategi/Metode pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan
belajar, seperti pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek,
pembelajaran inkuiri, pembelajaran kontekstual, dan sebagainya.
c) Kemitraan Pembelajaran
(opsional): Tuliskan kegiatan kemitraan atau kolaborasi dalam dan/atau luar
lingkup sekolah, seperti kemitraan antar guru lintas mata pelajaran, antar
murid lintas kelas, antar guru lintas sekolah, orang tua, komunitas, tokoh
masyarakat, dunia usaha dan dunia industri kerja, institusi, atau mitra
profesional.
d) Lingkungan Pembelajaran:
Tuliskan lingkungan pembelajaran yang ingin dikembangkan dalam budaya belajar,
ruang fisik dan/atau ruang virtual. Budaya belajar dikembangkan agar tercipta
iklim belajar yang aman, nyaman, dan saling memuliakan. Contoh: memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya dalam ruang kelas dan
forum diskusi pada platform daring (ruang virtual bersifat opsional).
e) Pemanfaatan Digital (opsional):
Tuliskan pemanfaatan teknologi digital untuk menciptakan
pembelajaran yang interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Contoh: video
pembelajaran, platform pembelajaran, perpustakaan digital, forum diskusi
daring, aplikasi penilaian, dan sebagainya.
3) Langkah-langkah
Pembelajaran yang memuat:
a) Pengalaman Belajar. Pada
tahap ini, murid aktif terlibat dalam pengalaman belajar memahami,
mengaplikasi, dan merefl si dalam suasana yang saling memuliakan. Pendidik
menerapkan prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, menyenangkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar dapat dilaksanakan dalam
beberapa kali pertemuan.
Ada tiga pengalaman belajar
yakni
i) Memahami (tuliskan
prinsip pembelajaran yang digunakan: berkesadaran, bermakna, dan/atau
menggembirakan)
Tuliskan kegiatan
pembelajaran yang memfasilitasi murid untuk terlibat aktif mengonstruksi
pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam konsep atau materi dari
berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada fase ini terdiri dari pengetahuan
esensial, pengetahuan aplikatif, dan pengetahuan nilai dan karakter.
ii) Mengaplikasi (tuliskan
prinsip pembelajaran yang digunakan: berkesadaran, bermakna, dan/atau
menggembirakan)
Tuliskan kegiatan
yang mengondisikan pengalaman
belajar yang menunjukan
aktivitas murid mengaplikasi pemahaman secara kontekstual atau kehidupan nyata
(hidup, kehidupan, dan/atau penghidupan). Proses mengaplikasi ini merupakan
bagian dari pendalaman pengetahuan untuk menghasilkan pengembangan kompetensi.
iii) Merefleksi (tuliskan prinsip
pembelajaran yang digunakan: berkesadaran, bermakna, dan/atau
menggembirakan)
Tuliskan kegiatan yang mampu
memfasilitasi murid: a) mengevaluasi dan memaknai proses serta hasil dari
tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan dan menentukan
tindaklanjut ke depan; b) mengelola proses belajarnya secara mandiri, dengan
meneruskan dan mengembangkan strategi belajar yang berhasil dan memperbaiki
yang belum berhasil dengan tetap meningkatkan motivasi belajar dan kepercayaan
diri.
b) Asesmen Pembelajaran. Tuliskan
teknik dan instrumen penilaian yang digunakan pada proses, dan akhir
pembelajaran. Asesmen dalam pembelajaran mendalam dilaksanakan melalui asesmen
sebagai pembelajaran (assessment as learning) yang menekankan pada penilaian diri
dan penilaian sejawat, asesmen untuk pembelajaran (assessment for learning)
yang menekankan pada umpan balik, dan asesmen hasil pembelajaran (assessment of
learning) yang menekankan pada pencapaian dan tindak lanjut dengan
mempertimbangkan karakteristik murid. Contoh: Penilaian Sejawat, Penilaian
Diri, Penilaian Proyek, Penilaian Produk, Observasi, Portofolio, Penilaian
Berbasis Kelas, Penilaian Kinerja, Tes tertulis, Tes lisan, dan sebagainya.
Setiap pendidik perlu
memiliki perencanaan pembelajaran untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara lebih mendalam. Perencanaan pembelajaran
ini dapat berupa: (1) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), atau (2) modul
ajar.
Pertanyaan-pertanyaan
reflektif berikut ini dapat digunakan pendidik dalam proses perencanaan
pembelajaran.
• Bagaimana agar perhatian murid senantiasa
fokus dan mereka terus bersemangat sepanjang kegiatan pembelajaran?
• Bagaimana saya sebagai pendidik akan
membantu setiap individu murid memahami pembelajaran?
• Bagaimana saya akan mendorong murid untuk
melakukan refleksi, mempelajari lagi, memperbaiki, dan memperdalam konsep atau
materi pelajaran yang telah mereka pelajari?
• Bagaimana murid dapat menunjukkan pemahaman
mereka dan melakukan evaluasi diri yang berarti setelah mempelajari materi ini?
• Bagaimana saya akan menyesuaikan langkah
dan/atau materi pelajaran berdasarkan keunikan dan kebutuhan masing-masing
murid?
• Bagaimana saya akan mengelola pengalaman
belajar yang mendorong murid untuk menjadi pelajar yang aktif dan mandiri?
Selain pertanyaan reflektif
di atas, pendidik dapat juga menggunakan Backward Design (Wiggins & Tighe,
2005). Pendidik dalam merencanakan pembelajaran memulai terlebih dahulu dengan
mengidentifikasi hasil yang ingin dicapai, menentukan asesmen yang tepat untuk
mengukur ketercapaian tujuan, dan diakhiri dengan mengembangkan kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran bukan sekadar memahami konsep X atau langkah
Y, melainkan hasil apa yang akan diperoleh murid jika mereka memiliki
pemahaman-pemahaman tersebut.
Bagi Anda yang membutuhkan Download Modul Ajar atau Perencanaan
Pembelajaran untuk Mata Pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA)
jenjang SMP Fase D, Berikut ini Admin bagikan link download Modul Ajar (Perencanaan
Pembelajaran) KKA jenjang SMP.
Cara download klik salah satu file yang akan di download
Demikian informasi tentang Link
Download Modul Ajar atau Perencanaan
Pembelajaran untuk Mata Pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA)
jenjang SMP Fase D. Semoga ada manfaatnya.
Posting Komentar untuk "DOWNLOAD MODUL AJAR KKA JENJANG SMP"
Maaf, Komentar yang disertai Link Aktif akan terhapus oleh sistem