l. Ranah Tujuan Pendidikan
Pendidikan adalah kegiatan yang selalu harus sadar
tujuan. Oleh karena itu perumusan tujuan pendidikan bukan saja penting, tetapi
merupakan suatu keharusan. Tujuan pendidikan ada beberapa tingkat, yaitu: (a)
tujuan pendidikan nasional, (b) tujuan institusional, (c) tujuan pendidikan
kurikuler, dan (d) tujuan instruksional. Tujuan pendidikan nasional merupakan
rumusan umum tentang pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan suatu lembaga atau institusi pendidikan. Tujuan institusional
ditentukan oleh tugas dan tungsi yang dipikul oleh lembaga tadi dalam rangka
menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan ketrampilan tertentu yang dibutuhkan
masyarakat.
Tujuan pendidikan kurikuler adalah rumusan umum
tentang macam-macam pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang terdapat dalam
masing masing mata pelajaran sehingga dapat diberikan pengalaman yang sesuai
kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan institusional lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Tujuan ini didasarkan pada tingkah laku, yaitu tujuan pendidikan
yang berhubungan dengan terbentuknya tingkah laku. Ada tiga macam tingkah laku
yang dikenal dengan istilah taksonomi. Bloom membagi tujuan ini menjadi tiga
(taksonomi Bloom), yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif
(affective domain), dan ranah psikomotorik (psvchomoton domain). Selanjutnya
Bloom mengklasifikasikan ranah kognitif menjadi enam sebagai berikut:
a. Mengenal (recognition), yaitu merupakan
tujuan ranah kognitif berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap
pengetahuan fakta, istilah, dan prinsip-prinsip. Untuk mencapai tujuan
pengenalan siswa diminta untuk memilih salah satu dari dua atau lebih jawaban
yang disediakan dalam soal. Sedangkan untuk tujuan pengingatan kembali siswa
diminta untuk mengingat kembali dan menyebutkan satu atau lebih fakta-fakta
sederhana.
b. Pemahaman (comprehension), yaitu merupakan
tujuan ranah kognitif berupa kemampuan mengerti tentang isi pelajaran yang
dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya. Untuk
mencapai tujuan ini siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan
yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
c. Penerapan (application), yaitu merupakan
tujuan ranah kognitif berupa kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi
lainnya yang sesuai dalam situasi yang konkrit. Untuk mencapai tujuan ini siswa
dituntut merniliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi
tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk
diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.
d. Analisa (analysis), yaitu merupakan tujuan
ranah kognitif berupa kemampuan menjabarkan isi pelajaran kebagian-bagian yang
menjadi unsur pokok. Untuk mencapai tujuan ini siswa diminta/ ditugasi untuk
menganalisa suatuhubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep dasar.
e. Sintesis (synthesis), yaitu
merupakan tujuan ranah kognitif berupa kernampuan menggabungkan unsur-unsur
pokok ke dalam struktur yang baru. Untuk mencapai tujuan ini siswa diminta
melakukan sintesa/ menggabungkan kembali atau menyusun kembali hal-hal yang
spesitik agar dapat mengembangkan suatu struktur yang baru.
f. Evaluasi (evaluation), yaitu
merupakan tujuan ranah kognitif berupa kemampuan menilai isi pelajaran untuk
suatu maksud atau tujuan tertentu. Misalnya untuk mengetahui sejauhmana siswa
mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki, maka siswa
diminta memecahkan soal dari suatu kasus tertentu.
Komptensi Dasar adalah rumusan umum tentang tujuan yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa sesudah mereka mengikuti kegiatan yang
bersangkutan. Tujuan harus disusul dengan sasaran belajar . Sasaran belajar
merupakan serangkaian rumusan terinci tentang perilaku siswa yang diharapkan
dapat mereka capai setelah mengikuti kegiatan .
Kompetensi Dasar mempunyai empat fungsi:
a. merupakan dasar penyusunan sasaran
belajar
b. memberikan rumusan tujuan mata pelajaran
secara ringkas
c. memberikan arah dalam menentukan
kegiatan belajar
d. memberikan informasi tentang
kedudukan suatu pelajaran dalam kurikulum.
Tujuan yang disusun dengan balk, secara umum
menunjukkan batas ruang lingkup bidang yang akan dipelajari dan tingkat
penguasaan yang diinginkan. Setiap Tujuan harus dirinci menjadi beberapa sasaran belajar. Merumuskan sasaran belajar
merupakan bagian yang penting, karena dari sasaran belajar dapat diturunkan:
e. Pokok-pokok mana yang harus
dipelajari
f. Bagaimana siswa harus mempelajari
(sasaran belajar harus diberitahukan kepada siswa)
g. Bagaimana proses pembelajaran
diselenggarakan
h. Bagaimana evaluasi hasil belajar
diselenggarakan.
2. Tujuan Pengiring
Dalam kegiatan pembelajaran guru seringkali tidak
sekedar berusaha mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam persiapan
mengajarnya. Guru seringkali berusaha mencapai tujuan-tujuan yang tidak
dirumuskan dalam persiapan mengajarnya, tetapi tujuan tersebut telah dipikirkan
oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan.
Tujuan-tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya
secara tertulis dan diharapkan dicapai secara langsung dalam kegiatan-kegiatan
pembelajaran disebut sebagai tujuan instruksional, yang merupakan dampak
instruksional (instrucsional effects). Selain tujuan instruksional yang
dirumuskan secara tertulis, seorang guru dapat memikirkan tentang tujuan-tujuan
lain yang dapat dicapai melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran secara tidak
langsung. Tujuan yang harus dipikirkan guru dan guru tidak perlu menuliskannya
dalam persiapan mengajar disebut tujuan pengiring, yaitu sebagai dampak pengiring
dari kegiatan pembelajaran.
Tujuan pengiring memberikan manfaat dalam:
a. menghubungkan tujuan instruksional yang satu
dengan yang lain
b. pembentukan pelajar seumur hidup
c. meningkatkan kebermaknaan kegiatan pembelajaran.
No comments